tag:blogger.com,1999:blog-318104602023-11-15T07:17:25.257-08:00Kajian Keislaman....jogja-malamhttp://www.blogger.com/profile/15881685809882849388noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-31810460.post-1154104098354951562006-07-28T09:27:00.000-07:002006-07-28T09:28:18.363-07:00Ujian Cinta<div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(51, 51, 255);"><span style="font-size:78%;"><span class="contentblock"><p>Ujian dalam kehidupan manusia adalah sebuah keniscayaan. Baik itu berupa rasa takut, kehawatiran atau kelaparan, kekurangan harta, kematian, dan sebagainya. ''Dan sungguh akan Kami uji kamu sekalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.'' (QS Al-Baqarah: 155).</p>Sikap orang beriman memandang ujian sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan itu sendiri. Menghadapi ujian itu dengan ketabahan dan kesabaran yang merupakan puncak keimanan dan ketakwaan. Kehidupan dan kematian merupakan jalan panjang manusia untuk menguji apakah seseorang mampu mengisinya dengan perilaku dan amal kebaikan atau tidak. <p>Pangkat dan derajat yang diraih seseorang pada hakikatnya adalah ujian. ''Dan Dia meninggikan (pangkat) sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. (QS Al-An'am: 165). Bahkan, keburukan dan kebaikan yang merupakan standar penilaian amal manusia, sesungguhnya adalah ujian dan cobaan. ''Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).'' (QS Al-Anbiya: 35).</p><p>Apalagi kekayaan dan kemiskinan, harta benda dan jiwa, semuanya adalah sarana dan sekaligus bentuk konkret ujian. Oleh sebab itu, semuanya harus benar-benar dipahami dan disikapi secara objektif dan proporsional. Karena sesungguhnya pemberian Allah kepada hamba-Nya yang berupa kekayaan tidaklah identik dengan penghargaan dan penghormatan. Demikian pula sebaliknya, kemiskinan dan penderitaan yang ditimpakan kepada seorang hamba bukanlah berarti sebagai penghinaan atas dirinya.</p><p>Dalam konteks keimanan seseorang, ujian adalah titik awal dan penentu, sehingga pada gilirannya nanti manusia tidak memiliki alasan untuk menyalahkan orang lain, bahkan Tuhan sekalipun.Yang menarik untuk dicermati adalah petunjuk Rasulullah SAW bahwa antara ujian dan cinta kepada Allah SWT memiliki keterkaitan yang sangat erat. Seseorang mesti diuji untuk dicintai dan akan dicintai dengan ujian.</p><p>''Sesungguhnya jika Allah SWT (akan) mencintai sekelompok kaum maka diujilah mereka. Maka barang siapa rela (menerimanya) maka baginya adalah kerelaan (Allah SWT), dan barang siapa murka maka baginya adalah kemurkaan dari Allah SWT.'' (HR Tirmidzi).</p><p>Dalam terminologi Alquran, kerelaan menerima ujian disebut dengan sabar, sebuah sikap dan keyakinan objektif bahwa semua itu terjadi semata-mata karena kehendak Allah SWT. ''Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, 'Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali'. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Allah.'' </p>(M Badrun Syahir )</span></span></div>jogja-malamhttp://www.blogger.com/profile/15881685809882849388noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31810460.post-1154104033378271462006-07-28T09:23:00.000-07:002006-07-28T09:27:13.380-07:00Tipe-tipe Wanita dalam Alquran<div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 153);"><span style="font-size:78%;"><span class="contentblock"><p>Ketika memasuki sebuah <em>showroom</em>, butik atau toko yang menjual pakaian wanita, kita akan mendapatkan pakaian dalam berbagai bentuk, corak dan ragamnya. Mau pilih yang mana? Semuanya terserah kita. Sebab kita sendiri yang akan memakainya. Kita pula yang akan menerima konsekuensi dari memakai pakaian tersebut.</p><p>Pakaian dapat kita analogikan dengan kepribadian. Seperti halnya pakaian, kepribadian wanita pun memiliki beragam jenis dan corak. Kita diberi kebebasan untuk memilih tipe mana saja yang paling disukainya. Namun ingat, dalam setiap pilihan ada tanggung jawab yang harus dipikul. Karena itu, agar tidak menyesal dikemudian hari, Alquran memberi tuntunan kepada orang-orang beriman (khususnya Muslimah) agar tidak salah dalam memilih kepribadian. </p><p><strong>Lima tipe wanita</strong></p>Setidaknya ada lima tipe wanita dalam Alquran. Pertama, tipe pejuang. Wanita tipe pejuang memiliki kepribadian kuat. Ia berani menanggung risiko apa pun saat keimanannya diusik dan kehormatannya dilecehkan. Tipe ini diwakili oleh Siti Asiyah binti Mazahim, istri Fir'aun. Walau berada dalam cengkraman Fir'aun, Asiyah mampu menjaga akidah dan harga dirinya sebagai seorang Muslimah. Asiyah lebih memilih istana di surga daripada istana di dunia yang dijanjikan Fir'aun. Allah SWT mengabadikan doanya, Dan Allah menjadikan perempuan Fir'aun teladan bagi orang-orang beriman, dan ia berdoa, Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim (QS At Tahriim [66]: 11). <p> </p><p>Kedua, tipe wanita shalihah yang menjaga kesucian dirinya. Tipe ini diwakili Maryam binti Imran. Hari-harinya ia isi dengan ketaatan kepada Allah. Ia pun sangat konsisten menjaga kesucian dirinya. Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina! .<em> </em>Demikian ungkap Maryam (QS Maryam [19]: 20). Karena keutamaan inilah, Allah SWT mengabadikan namanya sebagai nama salah satu surat dalam Alquran (QS Maryam [19]). Maryam pun diamanahi untuk mengasuh dan membesarkan Kekasih Allah, Isa putra Maryam (QS Maryam [19]: 16-34). Allah SWT memuliakan Maryam bukan karena kecantikannya, namun karena keshalihan dan kesuciannya.</p><p>Ketiga, tipe penghasut, tukang fitnah dan <em>biang</em> gosip. Tipe ini diwakili Hindun, istrinya Abu Lahab. Alquran menjulukinya sebagai "pembawa kayu bakar" alias penyebar fitnah. Dalam istilah sekarang wanita penyiram bensin. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya ia akan binasa. demikian pula istrinya, pembawa kayu bakar yang di lehernya ada tali dari sabut (QS Al Lahab [111]: 1-5). Bersama suaminya, Hindun bahu membahu menentang dakwah Rasulullah SAW, menyebar fitnah dan melakukan kezaliman. Isu yang awalnya biasa, menjadi luar biasa ketika diucapkan Hindun.</p><p>Keempat, tipe wanita penggoda. Tipe ini diperankan Zulaikha saat menggoda Nabi Yusuf. Petualangan Zulaikha diungkapkan dalam Alquran, Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata, Marilah ke sini. Yusuf berkata, Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung (QS Yusuf [12]: 23).</p><p>Kelima, tipe wanita pengkhianat dan ingkar terhadap suaminya. Allah SWT memuji wanita yang tidak taat kepada suaminya yang zalim, seperti dilakukan perempuan Fir'aun (QS At Tahriim [66]: 11). Namun, pada saat bersamaan Allah pun mengecam perempuan yang bekhianat kepada suaminya (yang saleh). Istrinya Nabi Nuh dan Nabi Luth mewakili tipe ini. Saat suaminya memperjuangkan kebenaran, mereka malah menjadi pengkhianat dakwah. </p><p>Difirmankan, Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shaleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka). (QS At Tahriim [66]: 10).</p><p>Wanita-wanita yang dikisahkan Alquran ini hidup ribuan tahun lalu. Namun karakteristik dan sifatnya tetap abadi sampai sekarang. Ada tipe pejuang yang kokoh keimanannya. Ada wanita salehah yang tangguh dalam ibadah dan konsisten menjaga kesucian diri. Ada pula tipe penghasut, penggoda dan pengkhianat. Terserah kita mau pilih yang mana. Bila memilih tipe pertama dan kedua, maka kemuliaan dan kebahagiaan yang akan kita dapatkan. Sedangkan bila memilih tiga tipe terakhir, kehinaan di dunia dan kesengsaraan akhiratlah akan kita rasakan.</p><p>Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa (QS An Nuur [24]: 34). <em>Wallaahu a'lam.</em></p></span></span></div>jogja-malamhttp://www.blogger.com/profile/15881685809882849388noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31810460.post-1154103739740387462006-07-28T09:20:00.000-07:002006-07-28T09:22:19.743-07:00Pesankan saya tempat di neraka !!!<span style="font-family: arial;font-size:85%;" ><br /><span class="contentblock">Sebuah kisah dimusim panas yang menyengat.<br />Seorang kolumnis majalah Al Manar<br />mengisahkannya...<br />Musim panas merupakan ujian yang cukup berat.<br />Terutama bagi muslimah, untuk tetap<br />mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan<br />panas tak lantas menjadikannya menggadaikan<br />akhlak. Berbeda dengan musim dingin, dengan<br />menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa<br />dijaga. Jilbab bisa sebagai multi fungsi.Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang,<br />Cairo-Alexandria; di sebuah mikrobus. Ada<br />seorang perempuan muda berpakaian kurang layak<br />untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat.<br />Karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung<br />kursi dekat pintu keluar.<br /><br />Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu<br />mengundang 'perhatian' kalau bisa dibahasakan<br />sebagai keprihatinan sosial. Seorang bapak<br />setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya<br />mengingatkan. Bahwa pakaian seperti itu bisa<br />mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi<br />dirinya. Disamping pakaian seperti itu juga<br />melanggar aturan agama dan norma kesopanan.<br /><br />Tahukah Anda apa respon perempuan muda tersebut?<br />Dengan ketersinggungan yang sangat ia<br />mengekspresikan kemarahannya. Karena merasa<br />privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya<br />adalah hak prerogatif seseorang.<br /><br />"Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong<br />pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!!<br />Sebuah respon yang sangat frontal.<br />Dan sang bapak pun hanya beristighfar. Ia terus<br />menggumamkan kalimat-kalimat Allah.<br /><br />Detik-detik berikutnya suasanapun hening.<br />Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap<br />dalam mimpinya. Tak terkecuali perempuan muda<br />itu. Hingga sampailah perjalanan dipenghujung<br />tujuan. Di terminal akhir mikrobus Alexandria.<br /><br />Kini semua penumpang bersiap-siap untuk<br />turun. Tapi mereka terhalangi oleh perempuan<br />muda tersebut yang masih terlihat tertidur. Ia<br />berada didekat pintu keluar. "Bangunkan saja!"<br />begitu kira-kira permintaan para penumpang.<br /><br />Tahukah apa yang terjadi. Perempuan muda<br />tersebut benar-benar tak bangun lagi. Ia menemui<br />ajalnya. Dan seisi mikrobus tersebut terus<br />beristighfar, menggumamkan kalimat Allah<br />sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk<br />disampingnya.<br /><br />Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan<br />menantang Tuhan. Seandainya tiap orang<br />mengetahui akhir hidupnya....<br />Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa<br />berakhir setiap saat...<br />Seandainya tiap orang takut bertemu dengan<br />Tuhannya dalam keadaan yang buruk...<br /><br />Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan<br />Allah...<br />Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih<br />terus dibimbing-Nya.<br />Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang<br />dekat denganNYA semakin dekat.<br /><br />Dan mereka yang terlena seharusnya segera<br />sadar...<br />mumpung kesempatan itu masih ada.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Dikutip dari situs ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia)</span><br /></span></span>jogja-malamhttp://www.blogger.com/profile/15881685809882849388noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-31810460.post-1154103615440200112006-07-28T09:17:00.000-07:002006-07-28T09:20:15.490-07:00Apa Tuhan itu ada?<span style="font-family: arial;font-size:85%;" ><span class="contentblock"> Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri<br />paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya dirumah ia<br />meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang<br />Guru agama, kiai atau siapapun yang bisa menjawab 3<br />pertanyaannya. Akhirnya Orang tua pemuda itu<br />mendapatkan orang tersebut.<br /><strong>Pemuda:</strong> Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab<br />pertanyaan-pertanyaan saya?<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya<br />akan menjawab pertanyaan anda<br /><br /><strong>Pemuda:</strong> Anda yakin? sedang Profesor dan banyak<br />orang pintar saja tidak mampu menjawab<br />pertanyaan saya.<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya<br /><br /><strong>Pemuda:</strong> Saya punya 3 buah pertanyaan<br /><ol><li>Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan<br />wujud Tuhan kepada saya<br /></li><li>Apakah yang dinamakan takdir<br /></li><li>Kalau syetan diciptakan dari api kenapa<br />dimasukan ke neraka yang dibuat dari<br />api,tentu tidak menyakitkan buat syetan<br />Sebab mereka memiliki unsur yang sama.<br />Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?<br /></li></ol><br /><br />Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda<br />dengan keras.<br /><br /><strong>Pemuda</strong> (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah<br />kepada saya?<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Saya tidak marah...Tamparan itu adalah<br />jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda<br />ajukan kepada saya<br /><br /><strong>Pemuda:</strong> Saya sungguh-sungguh tidak mengerti<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Bagaimana rasanya tamparan saya?<br /><br /><strong>Pemuda:</strong> Tentu saja saya merasakan sakit<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?<br /><br /><strong>Pemuda:</strong> Ya<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Tunjukan pada saya wujud sakit itu !<br /><br /><strong>Pemuda:</strong> Saya tidak bisa<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita<br />semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu<br />melihat wujudnya.<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Apakah tadi malam anda bermimpi akan<br />ditampar oleh saya?<br /><br /><strong>Pemuda:</strong> Tidak<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Apakah pernah terpikir oleh anda akan<br />menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?<br /><br /><strong>Pemuda:</strong> Tidak<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Itulah yang dinamakan Takdir<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan<br />untuk menampar anda?<br /><br /><strong>Pemuda:</strong> kulit<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Terbuat dari apa pipi anda?<br /><br /><strong>Pemuda:</strong> kulit<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Bagaimana rasanya tamparan saya?<br /><br /><strong>Pemuda:</strong> sakit<br /><br /><strong>Kyai:</strong> Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka<br />terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak<br />maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan<br />untuk syeitan.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Dikutip dari situs ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia)</span><br /></span></span>jogja-malamhttp://www.blogger.com/profile/15881685809882849388noreply@blogger.com0